Mediametafisika - Orang yang terlahir dengan tangan kidal terkadang dianggap sebagai orang yang cerdas. Ada pula anggapan mereka yang bertangan kidal adalah orang yang lebih artistik. Namun ada pula yang beranggapan orang bertangan kidal adalah orang yang canggung. Bagaimana sebenarnya?
Dilansir news.com.au, sekitar 10 persen dari populasi manusia adalah orang-orang bertangan kidal. Namun banyak pula manusia yang bergantian menggunakan tangan kanan dan kiri saat mengerjakan berbagai kegiatan. Meski demikian sejak zaman kuno, orang bertangan kidal banyak yang didiskriminasi. Berbagai mitos pun berkembang terkait tangan kidal ini.
Orang kidal terlihat canggung lantaran banyak peralatan di dunia ini, seperti peralatan olahraga dan instrumen musik, yang didesain untuk mereka yang tidak kidal. Contoh sederhana, perhatikan saja tombol kamera yang letaknya di sebelah kanan. Bagi si tangan kidal, letak tombol itu tentu menyulitkan sehingga membuat orang kidal menjadi canggung.
Namun persoalan yang lebih serius adalah banyak alat-alat dan mesin berat yang bisa menjadi berbahaya bagi orang kidal. Hal ini dikarenakan mereka sulit untuk meraih tombol on dan off saat mengoperasikan mesin tersebut.
Bahkan untuk menulis secara umum juga lebih sulit bagi orang kidal. Untungnya dunia modern menjadi ‘mebih berpihak’ pada kalangan yang tangan kirinya lebih aktif ini. Keyboard komputer disusun dengan sistem QWERTY. 56 Persen penekanan tombol dibuat dengan lebih menitikberatkan pada penggunaan tangan kiri. Selain itu 3.000 kata dalam bahasa Inggris dapat diketik seluruhnya dengan tangan kiri, dan hanya 300 kata yang sepenuhnya diketik dengan tangan kanan.
Sisi positif orang kidal, banyak dari mereka yang menjadi cepat beradaptasi dengan hal-hal yang banyak dirancang untuk orang yang menggunakan tangan kanan. Terkadang, hidup di ‘dunia orang-orang tangan kanan’ justru menjadi keuntungan bagi mereka yang kidal.
Menurut pemerintah Victoria di Better Health Channel, keuntungan orang kidal di bidang olahraga adalah saat menghadapi orang yang beraktivitas dengan tangan kanan. Sebab orang-orang kidal kerap memberikan ‘kejutan’ bagi lawannya yang tidak kidal.
Benarkah Orang Kidal Lebih Pintar?
Banyak mitos berkembang soal orang kidal. Yang paling umum adalah bahwa orang kidal dipercaya lebih pintar, lebih artistik sehingga banyak yang berpendapat mereka cocok menjadi arsitek maupun musisi. Hal ini didasarkan pendapat bahwa sisi kanan otak mengontrol sisi kiri yang cenderung berhubungan dengan musik dan kreativitas. Sedangkan sisi kiri otak umumnya berhubungan dengan matematika, logika ilmu pengetahuan, dan bahasa.
“Ini sama sekali tidak bisa dimengerti,” kata Dr Clyde Francks dari Wellcome Trust Centre for Human Genetics, Universitas Oxford.
“Kami benar-benar di awal sangat memahami apa yang membuat otak asimetris,” imbuhnya.
Faktanya, tidak ada studi yang benar-benar menunjukkan bahwa orang yang kidal lebih pintar atau lebih artistik. Dalam tes IQ terbesar yang digelar di Inggris, di mana 90 ribu orang terlibat, hasilnya kurang dari satu persen orang-orang kidal yang lebih tinggi skornya daripada yang tidak kidal.
“Yang kita tahu adalah bahwa orang kidal cenderung memiliki distribusi kegiatan yang lebih di dua belahan otak,” ujar Francks. Sedangkan orang yang tidak kidal cenderung lebih aktif bagian otak kirinya.
Karena itu, orang-orang kidal dipercaya lebih baik dalam mengorganisir sejumlah besar informasi. Mereka juga cenderung multi-tasking karena kedua sisi otaknya terbiasa berkomunikasi dengan lebih efisien.
Mungkin ini cukup menjelaskan mengapa penelitian Johns Hopkins University pada 2006 silam di Amerika Serikat menemukan 10-15 persen orang kidal mendapat uang lebih banyak ketimbang yang tidak kidal. Ya, banyak orang kidal yang multitasking.
Namun demikian butuh banyak penelitian tentang orang kidal. Sebab selama ini penelitian yang dilakukan sampelnya masih sangat kecil, selain itu masih ada pengaruh variabel sosial dan biologis sehingga kesimpulan yang memadai seringkali sulit didapatkan.
Selain itu masih banyak teori tentang kidal yang belum bisa dibuktikan. Misalnya tentang harapan hidup orang kidal yang lebih pendek, juga pendapat bahwa orang kidal lebih rentan terhadap kanker usus ataupun kanker payudara.
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar, epilepsi dan autisme lebih sering terjadi pada orang kidal,” demikian catatan Channel Better Health.
Namun peneliti lain tidak bisa mengkonfimasi penemuan ini. Pengetahuan baru-baru ini menunjukkan bahwa penggunaan tangan yang lebih dominan tidak terkait dengan kemampuan belajar.
Sahabat pembaca mediametafisika.com, sebuah penelitian di Universitas Oxford baru-baru ini menemukan sebuah gen yang dapat meningkatkan kesempatan seseorang menjadi kidal sekaligus mengalami skizofrenia. Tapi menurut Dr Francks, orang-orang tidak perlu khawatir tentang temuan tersebut. Sebab ada banyak faktor yang membuat orang mengalami schizophrenia.
Dengan demikian, kesimpulan tentang kidal masih sangat umum. Sehingga kemisteriusan orang kidal belum benar-benar terpecahkan.