Mediametafisika - Dikisahkan dalam Al Quran bahwa Allah memerintahkan malaikat bersujud kepada Adam sebagai pernyataan hormat. Semuanya mentaati perintah Allah kecuali iblis. Ketika Allah bertanya kepada iblis tentang sikapnya, maka iblis bukannya sadar tetapi malah dengan sombongnya ia mengatakan “Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)
Dengan kesombongannya itulah maka iblis dilaknat oleh Allah swt. Tahu bahwa dirinya tidak akan lepas dari hukuman Allah swt, maka iblis minta tunda sampai hari kiamat, dan Allah kemudian mengabulkan. Mendengar Allah swt mengabulkan permintaannya, maka iblis bersumpah akan menyesatkan kebanyakan dari manusia kecuali orang-orang yang berserah diri kepada Allah swt.
Perbandingan Sikap Iblis dengan Manusia
Falih Ibrahim Abud dalam mengatakan, “Bukan sesuatu yang melampaui batas kebenaran ilmiah jika kita katakan, bahwa orang-orang Yahudi lebih bersikap tidak sopan terhadap Allah ketimbang Iblis. Karena Iblis hanya tidak patuh ketika disuruh sujud kepada Adam.
Pembangkangannya bukan semata ditujukan kepada perintah Allah itu sendiri, namun pada Adam sebagai makhluk yang ia harus sujud di hadapannya. Sedangkan Bani Israel, di hadapan nabi mereka, sengaja menyekutukan Allah. Meskipun Taurat dan tanda-tanda semesta yang datang dari Allah menjadi mukjizat yang nyata, namun mereka tetap menjadikan anak sapi sebagai sesembahan selain Allah, yang mereka cintai. “Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi.” (QS. Al-Baqarah: 93).
Iblis berbicara kepada Allah dengan sopan, dengan menyebutkan julukan ketuhanannya. Ia berkata, “Tuhanku!” (QS. Al-Hijr: 39) Sedangkan Bani Israel berbicara kepada Musa a.s. seenaknya saja. Mereka berkata, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami.” (QS. Az-Zukhruf: 49) “Pergilah engkau bersama Tuhanmu.” (QS. Al-Ma’idah: 24).
Iblis bersumpah dengan kemuliaan Allah. Iblis berkata, “Demi kekuasaan Engkau.” (QS. Shad: 82) Sedangkan Bani Israel sama sekali tidak mengenal kemuliaan Allah. Mereka tidak pernah berharap keagungan Allah. Mereka berkata, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami adalah orang-orang kaya.” (QS. Ali Imran: 181) Mereka juga berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” (QS. Al-Ma’idah: 64) Mereka juga berkata, “Uzair adalah anak Allah.” (QS. AtTaubah: 30).
Akibat perilaku mereka yang rendah dan buruk terhadap Allah, mereka mendapatkan kemarahan Allah, dilaknat berkalikali, terlantar, dicekam perasaan takut mati dan cinta kehidupan dunia. Allah memaparkan kepada Yahudi semua hakikat ini, memperingatkan mereka akan akibat kemarahan Allah, serta melarang mereka agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengundang kemarahan Allah. Akan tetapi mereka tetap saja menentang Allah, “Karena itu mereka mendapat murka di atas kemurkaan.” (QS. Al-Baqarah: 90) Akibat kemarahan Allah, mereka akan mengalami kejatuhan yang tidak dapat dihindari, meskipun mereka telah mencapai terminal puncak di dalam sejarah mereka.
Umat yang memiliki kemuliaan garis keturunan Ibarahim a.s. ini telah terlepas dari kemuliaannya, setelah mereka terjerumus dalam kesesatan. Dengan demikian, mereka terputus-secara teologis dan genetis – dari Ibrahim a.s. “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada lbrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman. Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.“ (QS. Ali-Imran:68)
Lalu bagaimana dengan orang atheis? Mereka lebih-lebih lagi. Kalau orang Yahudi itu masih mengakui keberadaan Allah swt sebagai hal yang mutlak, maka orang atheis dengan sombongnya menyatakan bahwa Allah swt itu tidak ada. Alam semesta ini terjadi dengan sendirinya atau secara kebetulan. Bagaimana mungkin sesuatu yang kebetulan itu mampu mempertahankan diri bahkan berulang-ulang dengan hukum yang sama? Tidak mungkin bukan? Sesuatu yang kebetulan tentunya tidak akan lama adanya.
Jadi, iblis itu beriman kepada Allah hanya saja ia tidak taat kepada Allah ketika iblis disuruh sujud kepada Adam. Iblis masih berkata sopan kepada Allah, dikarenakan iblis itu bukan tidak mengakui kekuasaan Allah tetapi ia meras lebih baik dari Adam. Sementara itu, orang Yahudi justru meremehkan Allah dan orang atheis malah tidak mengakui keberadaan Allah swt. Jadi, sebagian manusia itu lebih sombong daripada iblis. Kalau iblis saja dilaknat oleh Allah maka bagaimana dengan manusia yang lebih sombong dari iblis?