Mediametafisik - Ketika ajal Rasulullah makin dekat, Beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah dan Beliau bersabda:
“Selamat datang, semoga Allah SWT mengasihi kalian, saya berwasiat kepada kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan mentaati segala perintah-Nya.
Sesungguhnya hari perpisahan saya dengan kalian sudah dekat, itu berarti semakin dekat pula kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di surga-Nya.”
“Kalau sampai ajalku, hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya.
Setelah itu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri.
Jika kalian menghendaki, kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih.
Jika engkau memandikan aku, hendaklah engkau letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini.
Setelah itu kalian keluarlah sebentar meninggalkan aku.”
“Pertama yang akan menshalati aku ialah Allah SWT, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, Malaikat Mikail dan yang terakhir malaikat Izrail beserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu, barulah kalian masuk semua mensalatiku.”
Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu, mereka pun menangis dengan suara yang keras dan berkata :
“Ya, Rasulullah SAW Anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, selama ini Anda memberi kekuatan pada kami dan Anda pula pemimpin yang mengurus semua perkara kami.
Apabila Anda sudah tiada nanti, kepada siapakah kami bertanya setiap ada persoalan muncul?.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda :
“Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kalian jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan dua penasehat.
Yang satu pandai bicara dan yang satu lagi diam saja.
Yang pandai bicara itu adalah Alquran, dan yang diam itu ialah maut.
Apabila ada persoalan yang sulit dan berbelit di antara kalian, hendaklah kalian kembali kepada Alquran dan Hadistku dan sekiranya hati engkau keras, lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”
Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, Beliau kemudian mulai merasakan sakit.
Dalam bulan Safar Rasulullah sakit selama 18 hari dan sering diziarahi para sahabat.
Saat Saat Terakhir Sakitnya Rasulullah SAW
Dalam sebuah kitab diterangkan, bahwa Rasulullah diutus pada Hari Senin dan wafat pada Hari Senin.
Pada Hari Senin penyakit Beliau bertambah berat.
Setelah Bilal selesai adzan subuh, Bilal pun pergi ke rumah Rasulullah SAW. Sampai di sana, Bilal memberi salam :
“Assalamu’alaika ya Rasulullah.”
Lalu dijawab Fatimah :
“Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan Beliau.”
Setelah Bilal mendengar penjelasan dari Fatimah,
Bilal pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah itu.
Ketika waktu subuh hampir habis, Bilal pergi sekali lagi ke rumah SAW
dan memberi salam seperti tadi. Kali ini salam Bilal telah didengar Rasulullah SAW.
Baginda berkata :
“Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat,
oleh karena itu, kau suruhlah Abu Bakar mengimami salat subuh berjamaah dengan mereka yang hadir.”
Setelah mendengar kata-kata Rasulullah, Bilal pun berjalan menuju masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala, seraya berkata :
“Aduh musibah.”
Setelah Bilal sampai di masjid, Bilal pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya.
Abu Bakar tidak dapat menahan dirinya saat ia melihat mimbar kosong.
Lantas dengan suara keras Abu Bakar menangis hingga ia jatuh pingsan.
Melihat peristiwa itu maka riuhlah dalam masjid, sehingga Rasulullah bertanya kepada Fatimah :
“Wahai Fatimah apa yang telah terjadi?”
Fatimah pun berkata :
“Keriuhan kaum muslimin, sebab Anda tidak pergi ke masjid.”
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali dan Fadhl bin Abas, lalu beliau bersandar pada kedua bahu mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah sampai di masjid, Rasulullah pun salat subuh bersama dengan para jamaah.
Setelah selesai salat subuh, Beliau berkata :
“Wahai kaum muslimin, kalian senantiasa dalam pertolongan dan penjagaan Allah.
Oleh karena itu, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintah Nya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kalian. Hari ini adalah hari pertamaku di akhirat dan hari terakhirku di dunia.”
Setelah berkata demikian, Rasulullah SAW pun pulang ke rumah.
Izrail Menjemput Rasulullah
Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Izrail :
“Wahai Izrail, pergilah engkau kepada kekasihku dengan sebaik-baik wajah, dan jika engkau hendak mencabut rohnya, hendaklah engkau melakukan dengan cara yang paling lembut sekali.
Jika engkau pergi ke rumahnya, minta izinlah terlebih dahulu.
Kalau ia izinkan engkau masuk, maka masuklah engkau ke rumahnya
dan kalau ia tidak izinkan engkau masuk, hendaklah engkau kembali padaku.”
Setelah Malaikat Izrail mendapat perintah dari Allah SWT, Malaikat Izrail pun turun menyerupai orang Arab Baduwi.
Setelah Malaikat Izrail sampai di hadapan rumah Rasulullah, ia pun memberi salam :
“Assalamu’alaikum yaa ahla bait nubuwwati wa ma danir risaalatia adkhulu?”
(mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kalian, wahai penghuni rumah Nabi dan sumber risalah, bolehkah saya masuk?)
Ketika Fatimah mendengar ada orang memberi salam, ia pun berkata :
“Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk, sebab sakitnya yang semakin berat.”
Kemudian Malaikat Izrail berkata lagi seperti semula, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah SAW, lantas beliau bertanya kepada Fatimah :
“Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu.”
Fatimah menjawab :
“Ya Rasulullah, ada seorang Arab Baduwi memanggilmu, aku telah katakan padanya bahwa Anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga badan saya terasa menggigil.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata :
“Wahai Fatimah, tahukah engkau siapakah orang itu?”
Jawab Fatimah : “Tidak ayah.”
Rasulullah menjawab ;
“Dia adalah Malaikat Izrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur.”
Fatimah tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui,
bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya semakin dekat, ia pun menangis sejadi-jadinya.
Ketika Rasulullah mendengar tangisan Fatimah, Beliau pun berkata :
“Janganlah engkau menangis wahai Fatimah, engkaulah orang pertama dalam keluargaku yang akan bertemu denganku.”
Rasulullah SAW mempersilahkan Malaikat Izrail masuk.
Kemudian Rasulullah SAW pun menjemput (mengundang dan memperslahkan) Malaikat Izrail masuk. Malaikat Izrail pun masuk dengan mengucap :
“Assalamu’alaikum ya Rasulullah.”
Lalu Rasulullah SAW menjawab :
“Waalaikassaalam, wahai Izrail, engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut rohku?”
Berkata malaikat Izrail :
“Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau engkau izinkan. Kalau tidak engkau izinkan, aku akan kembali.”
Berkata Rasulullah SAW :
“Wahai Izrail, dimanakah engkau tinggalkan Jibril?”
Berkata Izrail :
“Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia.”
Tidak berapa lama,
Jibril pun turun dan duduk dekat (di samping) kepala Rasulullah SAW.
JIBRIL MENDAMPINGI RASULULLAH DALAM MENEMPUH SAKARATUL MAUT
Ketika Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril, Beliau pun berkata :
“Wahai Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah dekat.”
Berkata Jibril : “Ya aku tahu.”
Rasulullah bertanya lagi :
“Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakanku di sisi Allah SWT.”
Berkata Jibril :
“Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat berbaris rapi menanti rohmu di langit. Semua pintu surga telah dibuka, dan semua para bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”
Berkata Rasulullah SAW :
“Alhamdulillah. Sekarang engkau katakan tentang umatku di hari kiamat nanti.”
Berkata Jibril :
” Allah SWT telah berfirman : “Sesungguhnya aku telah melarang semua para Nabi masuk kedalam surga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki surga sebelum umatmu memasuki terlebih dahulu.”
Berkata Rasulullah SAW:
“Sekarang aku telah lega dan telah hilang rasa susahku. Wahai Izrail, dekatlah engkau padaku.”
Setelah itu Malaikat Izrail pun mengawali tugasnya.
Ketika rohnya sampai pada ubun-ubun (pusat), Rasulullah SAW pun berkata :
“Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya kematian itu.”
Jibril nampak mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW, ketika mendengar kata-kata Beliau. Melihat sikap Jibril itu Rasulullah SAW pun berkata :
“Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka melihat wajahku?”
Jibril berkata :
“Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu di kala engkau dalam sakaratul maut?”
Anas bin Malik RA bercerita, ketika roh Rasulullah SAW sampai di dada,
Beliau bersabda :
“Aku wasiatkan kepada engkau agar kalian menjaga salat dan apa-apa yang telah diperintahkan kepadamu.”
Ali bin Abi Thalib berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah ketika menjelang saat terakhir, telah menggerakkan kedua bibir Beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga saya dekat dengan Rasulullah, seraya Beliau berkata :
“Umatku, umatku.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;
” Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan [Kemenangan dalam peperangan atau rezki], mereka mengatakan : “Ini adalah dari sisi Allah”.
Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan:
“Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”.
Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”.
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan [Pelajaran dan nasehat-nasehat yang diberikan] sedikitpun ??” (Q.S An-Nisa’:78)
Dalam sepotong hadist Rasulullah SAW mengingatkan kita ;
” Memadailah bagi kalian, kematian itu menjadi pelajaran ..”
(kafa bil mauti mau’idzah …!!!)
Wallahu a’lamu bis-shawaab …