Mediametafisika.com - Bangsa jin itu memang senang tinggal di dalam goa, laut dan hutan, atau tempat-tempat terpencil lainnya. Namun jangan kaget, mereka juga bisa tinggal serumah dengan Anda. Benarkah demikian? Berikut saya nukilkan beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai tempat tinggal jin. Tentu saja agar kita tidak mengganggu mereka dan mereka pun tidak mengganggu kita.
1. Abu Muhammad di dalam kitabnya Al-Uzmah menceritakan satu bab khusus tentang jin dan kejadiannya. Beliau meriwayatkan satu hadist yang bersumber dari Bilal bin Al-Haris. Demikian Bilal meriwayatkan:
“Kami pernah pergi bersama Rasulullah SAW dan beristiwahat di suatu tempat untuk buang air. Lalu aku (Bilal bin Al-Haris) membawakan satu baldi air dan kuletakkan di dekatnya. Tiba-tiba aku mendengar suara gemuruh, yaitu suara pertempuran yang belum pernah kudengar sebelumnya. Demikian pula bahasa yang mereka pergunakan. Setelah Rasulullah SAW mengetahui kalau aku pun mendengar apa yang Baginda dengar, maka sabdanya, “Jin Muslim dan Jin Musyrik sedang bertempur. Mereka bermohon kepadaku untuk mendamaikan mereka. Maka jin yang Muslim saya tempatkan di kawasan yang bernama Jalis, dan jin yang Musyrik saya tempatkan di kawasan yang bernama Ghour.”
Apakah Jalis dan Ghour itu?
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Jalis adalah suatu tempat yang terletak di kawasan pegunungan, sedang Ghour adalah tempat antara gunung dan lautan. Ibnu Katsir seterusnya berkata, orang yang diganggu jin di Jalis kebanyakannya selamat, sedangkan yang diganggu jin di Ghour jarang sekali yang selamat.
2. Imam Za Maksyari di dalam kitabnya Rabiul Abrar menjelaskan, bahwa orang-orang di sebuah dusun bercerita kepadanya, “Kami pernah singgah di suatu kawasan di mana terdapat ramai orang dan ada beberapa kemah. Tetapi tiba-tiba orang ramai dan kemah-kemah tersebut hilang dari pandangan kami. Kami merasa yakin bahwa orang-orang itu adalah jin, sedangkan kemah-kemah itu adalah tempat tinggal mereka.”
Beliau kemudian menegaskan, “Tidak ada satu keluarga Muslim, kecuali pada atap rumahnya terdapat jin yang Muslim pula. Bila keluarga Muslim itu telah menyiapkan makanan pagi, jin itu pun turun dan ikut makan bersama, dan bila mereka makan petang, jin itu turun dan makan petang bersama mereka. Dengan jin itu Allah Ta’ala menjaga keluarga yang Allah berkenaan kepadanya.”
Dengan demikian jelas bahwa adakalanya jin itu dapat dilihat oleh manusia. Hal ini terjadi karena seseorang memiliki ilmu gaib, atau karena jin-jin itu yang memang menyamar sebagai manusia.
3. Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha meriwayatkan, bahwa ada sebuah berita yang sampai kepadanya, yaitu ketika Umar bin Khattab RA hendak pergi ke Iraq. Ketika itu Ka’bul Akhbar berseru kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, janganlah engkau pergi ke sana, sebab di Iraq terdapat banyak sihir dan banyak jin-jin yang jahat dan fasik, serta penyakit yang sukar diobati.”
Demikianlah sekilas paparan mengenai sisi lain dari kehidupan bangsa jin. Semoga mencerahkan dan memberi pemahaman kepada para sahabat tercinta. Apabila ada kata dan uraian yang salah, mohon kiranya dibukakan pintu maaf. Hal itu semata-mata adalah karena kedhoifan saya sebagai seorang hamba yang penuh dengan kekurangan.
Tak lupa, pada kesempatan yang amat baik ini, saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa untuk para sahabat umat Muslim. Bulan yang teramat suci ini diharapkan bagi kita semua untuk dapat dijadikan saatnya berintropeksi, mengevaluasi diri, mengekang emosi-emosi berlebihan dan mengedepankan sikap saling menghargai. Satu bulan, bulan yang membawa berkah kepada kita semua untuk dapat meningkatkan kualitas diri. Saya berharap pula agar kita semua tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan di antara kita. Mudah-mudahan kita semua selalu dalam lindunganNya. Amin ya robbal alamiin…!
sumber: Majalah Misteri