Mediametafisika.com - Imaduddin, seorang yang pernah nyantri di sebuah pondok pesantren salafiyah di Jawa Timur, menuturkan kisahnya kepada saya. Berikut saya ringkaskan untuk para sahabat:
Peristiwanya terjadi di tahun 2003 silam. Waktu itu saya sedang dalam perjalanan dan kebetulan kehabisan ongkos. Ya, namanya saja santri. Kondisi keuangannya memang selalu saja cekak.
Karena kemalaman, saya dan dua orang teman sesama santri memutuskan untuk nginap di sebuah musholla kecil yang ada di sebuah desa yang terletak di jalan antara Pasuran dan Surabaya.
Mulanya kami bertiga hanya tidur di teras musholla. Kira-kira pukul setengah dua dinihari, kami pindah ke dalam, soalnya di luar udara sangat dingin menggigit persendian. Salah seorang temanku, Idham namanya, tidur di tempat pengimaman. Waktu itu, aku dan Ramli, teman yang santri yang satunya lagi, memang tidak begitu memperhatikannya, sebab mungkin karena kami mengantuk berat, jadi tidak sempat lagi mengingatkan Idham agar jangan tidur di tempat pengimaman.
Walhasil, aku dan Ramli bangun pukul setengah lima pagi, dan kami tidak melihat Idham. Namun sekali lagi, kami masih belum sepenuhnya sadar bahwa Idham hilang. Baru sehabis sholat subuh, kami sadar kalau Idham tidak ada. Ah, kami pikir mungkin dia sedang mencari makanan untuk sekedar mengganjal perut.
Tapi celakanya, sampai pukul 6 pagi itu Idham tak juga muncul. Ketika itu kebetulan ada seorang ibu yang ingin memandikan anaknya di kamar mandi mushola tersebut. Ibu ini tiba-tiba menjerit histeris sambil menunjuk-nunjuk ke kamar mandi.
Aku dan Ramli kaget, sebab sejak berada di mushola itu kami memang tidak tahu ada kamar mandinya. Mendengar jeritan ibu itu, apalagi dia mengatakan ada mayat, kami pun bergegas menghampirinya. Astaga! Aku kaget bukan kepalang. Antara takut dan sulit percaya, kulihat tubuh Idham tergeletak di bak mandi, dengan kepalanya masih nongol di luar. Anehnya, meski posisinya seperti itu Idham masih tidur pulas. Bahkan, seolah-olah dia sama sekali tidak mendengar kegaduhan yang terjadi.
Setelah aku dan Ramli berusaha membangunkannya dengan menggoyang-goyang tubuhnya, Idham akhirnya bangun juga. Dengan santainya ia keluar dari bak mandi. Dia benar-benar seperti orang bingung dan sedikit bego.
Ketika aku ceritakan apa yang terjadi dengan dirinya, Idham pun mendadak ketakutan. Dia kemudian menceritakan kalau semalam setelah dirinya pindah tidur ke pengimaman, dia mimpi ada seorang tinggi besar melarangnya tidur di situ. Karena membandel, orang itu kemudian melemparkan tubuhnya.
“Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Cuma aku merasa dingin sekali, tapi sekujur tubuhku terasa kaku dan sakit,” cerita Idham. Mungkin, perasaan ini terjadi karena ia tidur di dalam bak mandi yang masih berisi sedikit air.
Menurut cerita salah seorang sesepuh di lingkungan musholla itu, dikatakan bahwa musholla itu termasuk bangunan tua yang ada penunggunya. Dia menyebutkan bahwa Idham kemungkinan besar dipindahkan tidurnya oleh Jin Muslim yang ada di musholla itu karena dia tidur di tempat imam. Sang sesepuh pun mengaku sering merasa kalau tadarus malam-malam di musholla, kerap ada yang mengikuti bacaannya.
“Pernah suatu malam, saya sholat Isya, waktu itu sudah jam 11 malam. Ketika saya membaca Al-Fatihah, ada yang jawab amin di belakang saya. Padahal waktu itu saya sholat sendirian. Mungkin itu adalah bangsa jin yang ikut jadi makmum,” ceritanya pula.
sumber: majalah misteri