Mediametafisika.com - Tumbal Pesugihan Kucing Hitam - Apa jadinya bila anak sendiri dijadikan tumbal iblis untuk memperoleh kekayaan di muka bumi ini. Kehidupan yang sulit, susah mencari kerja, patah semangat, ingin mendapat harta secara instan kadang membuat orang gelap mata.
Kita seharusnya tahu bahwa apapun di dunia ini ada yang mengatur, Tuhan selalu menjaga setiap makhluknya untuk dapat hidup layak. Akan tetapi apa yang dilakukan Andre (nama samaran) bertolak belakang dari perintah dan kehendak Yang Di Atas.
Semua berawal dari gagalnya usaha Andre mencari pekerjaan, tanpa bekal pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki akan sulit mendapat pekerjaan sesuai yang diharapkan.
Sudah beberapa kali Andre membuka usaha, akan tetapi selalu gagal dan gagal, mungkin yang membuat gagal karena dirinya hobi judi, setiap mendapat rezeki sedikit saja selalu mencari tempat berjudi. Sekeras apapun usaha yang dilakukan Andre, tidak dapat menolong dirinya, judi sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Semua tahu, judi dilarang, akan tetapi tetap saja secara sembunyi - sembunyi Andre melakukannya. Alhasil, yang didapat tak lain adalah hancurnya keluarga, harapan dan cita-cita untuk hidup normal seperti kebanyakan orang lainnya.
Dengan rasa gontai ditelusurinya pematang sawah, Andre tidak menyadarinya, semua bisa begini karena akibat hobi judinya. "Apapun akan aku lakukan asal dapat uang," Andre berbicara sendiri.
Sementara itu istri Andre dan anaknya yang masih berumur 3,5 tahun bingung, sudah dua hari Andre tidak pulang rumah. Beberapa penagih utang berdatangan di rumahnya, kadang orang menagih sambil marah-marah, karena sudah lama utang tak terbayar. Rasa bersalah dan takut dirasakan istri Andre. Sementara itu Andre masuk hutan mendatangi makam yang ada di tengah hutan.
Menurut kabar angin, yang di makam di dalam hutan itu dulunya selama masih hidup adalah seorang dukun jahat yang suka mencelakai orang lain, kejahatanya sudah menjadi ceritera turun menurun di kampung tersebut. Di atas makam itu berdiri pohon yang sangat besar, menaungi siapa saja yang di bawahnya.
Rasa lelah membuat Andre tertidur di antara akar-akar pohon, dalam tidurnya Andre bermimpi, bertemu dengan perempuan yang sangat cantik, perempuan itu sanggup memberikan apa saja kepada Andre, tetapi dengan dua syarat, yang pertama Andre harus mau merawat seekor kucing hitam dan harus tidur bersama kucing itu, syarat yang kedua Andre harus mempersembahkan anak tunggalnya untuk korban kepada penunggu makam tua itu. Tanpa pikir panjang Andre pun menyanggupinya. "Aku sanggup..! aku sanggup..! aku sanggup..!", Andre berteriak, bersamaan itu terbangunlah dia dari tidurnya.
Di depannya seekor kucing hitam memperhatikan dirinya. "Nyai, aku akan melakukan apa saja, asalkan aku dapat kaya raya nyai," Andre berteriak - teriak. Tanpa diduga secepat kilat kucing hitam telah melompat dalam pangkuannya, diam sambil menjilat-jilat tangan Andre.
"Pulanglah Andre, anak istrimu sudah menunggumu, mulai saat ini engkau menjadi abdiku, apapun yang engkau inginkan akan aku kabulkan, tapi ingat, sekali saja engkau menyia-nyiakan kucing itu, aku akan mengambil nyawamu," terdengar suara di antara pohon besar itu. "Baiklah, akan aku rawat kucing ini, seperti merawat diriku sendiri," sela Andre.
Sementara itu di rumah Andre sudah berkumpul banyak orang, istri Andre menangis sejadi-jadinya. Anak tunggalnya meninggal tanpa sebab yang jelas. Beberapa tetangga berdatangan dan mempersiapkan perlengkapan pemakaman, orang yang hadir di tempat tersebut berbisik-bisik menanyakan keberadaan Andre.
"Bapak apa itu, sudah beberapa hari tidak tidur di rumah," timpal warga. "Memang Pak Andre itu orang tua yang tidak bertanggung jawab, tahunya hanya judi melulu," terdengar suara ibu yang lain.
Dalam perjalanan pulang, Andre binggung, beberapa orang menyongsong kedatangannya, bahkan ada yang mengatakan dirinya harus sabar dan tawakal menghadapi cobaan. Dilihatnya rumahnya telah dipenuhi tetangga-tetangganya.
"Ada apa ini," suaranya lirih. Begitu melihat anaknya telah tiada, rasa sedih tak tertahankan. Dalam hati Andre mengaku, bahwa kematian anaknya adalah akibat perjanjiannya dengan penunggu pohon di tengah hutan itu.
Beberapa bulan kemudian perekonomian Andre melonjak dengan sangat cepat, rumah yang dulunya dari papan kini berubah menjadi gedung yang sangat megah dengan tembok yang dikelilingi pagar. Tampak dua buah mobil terparkir di serambi rumah, baju yang dulunya kumal berubah menjadi jas yang selalu berganti-ganti.
Di rumah Andre juga terdapat ruangan khusus untuk menempatkan sesajian yang diperuntukkan kepada kucing hitam yang dia bawa dari hutan. Segala yang diinginkan keluarga ini tercapai sudah, uang tidak menjadi masalah.
Apa yang didapat Andre secara cepat, membuat para tetangganya menaruh curiga, apalagi Andre tidak punya pekerjaan tetap, yang lebih menyedihkan lagi di malam-malam tertentu sering terdengar anak kecil memanggil-manggil nama Andre, siapa lagi kalau bukan anaknya yang telah meninggal beberapa bulan yang lalu.
Melihat hal yang janggal itu, atas kesepakatan warga yang lain dilaporkan kepada kepala desa setempat. Mendapat laporan dari warganya, lurah desa Burhadi menyatakan kepada warganya untuk tidak terlalu berprasangka buruk dulu dan diharapkan warga tenang, dia akan menyelidiki apakah yang dilakukakan keluarga Andre keluar dari kaidah agama.
Walaupun Andre berusaha menutupi perbuatan maksiatnya, tetap saja beberapa tetangganya mengetahuinya. Sepandai- pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua. Diam-diam beberapa warga memperhatikan setiap langkah yang diperbuat Andre.
Melalui pembantunya apa yang telah diperbuat Andre mulai terkuak. "Benar Pak Lurah, juragan saya itu kalau makan dan tidur bersama kucing hitam, dan ada satu kamar yang khusus digunakan untuk sesaji, tidak boleh siapapun masuk kamar pribadi itu," tutur pembantu Andre.
Akan tetapi sebelum Lurah dan warga desa bertindak, terdengar khabar bahwa juragan Andre meninggal digigit binatang buas. Banyak orang yang tidak percaya, di desa tersebut tidak ada binatang buas yang ada hanya hewan sebangsa anjing, kucing peliharaan pendududk desa.
Berita meninggalnya juragan Andre cepat tersebar luas di kampung tersebut, beberapa orang bertanya-tanya, apa penyebab juragan yang kaya raya itu meninggal.
Dua hari setelah pemakaman Andre, Miarsih, istri Andre mendatangi lurah desanya. "Ampun Pak Lurah, suami saya meninggal saya penyebabnya, itu semua terjadi karena suami saya telah tega mengorbankan anaknya untuk tumbal mencari kekayaan.
Kucing hitam yang ada di rumah saya itu yang membuat suami saya berbuat begitu. Terpaksa saya pukul dengan balok kayu hingga mati, akan tetapi ternyata matinya kucing itu membawa nyawa bagi suami saya," tutur Miarsih istri Andre.
Mendengar keterangan itu, Kepala desa tidak dapat berbuat apa-apa. Apa yang diperbuat Andre telah mendapat ganjarannya. Dari kejadian itu dapat menjadikan contoh warga desa yang lain, bahwa apa yang didapat dari yang tidak wajar, hanya membawa kesenangan sesaat dan berakhir penyesalan berkepanjangan.
Para tetangga Andre di hari-hari tertentu sering mendengar suara Andre sedang menangis minta tolong, tangisan Andre menyayat hati, minta ampun pada anak dan istrinya. Tetapi kejadian itu sudah menjadi kisah bagi warga desa. Kini Andre tinggal mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia di hadapan-Nya.