Mediametafisika.com - Hauts Plateaux , Mungkin tak pernah terlintas di benak Anda bisa menari bersama orang mati. Tapi di Madagaskar, menari bersama mayat telah dikubur dan digali kembali makamnya adalah suatu ritual, Famadihana namanya. Ngeri!
Famadihana adalah ritual unik yang bisa Anda saksikan di Hauts Plateaux, Madagaskar. Dilansir dari Lonely Planet, ritual ini rutin dilakukan 7 tahun sekali orang-orang Suku Malagasi yang tinggal di sana.
Pertama-tama mereka akan menggali, membungkus tulang dengan kain dan tikar, kemudian diikat dengan tali. Saat itu anggota keluarga akan berteriak gembira menyambut bungkusan tulang sang leluhur.
Tradisi ini juga biasa disebut dengan 'Ritual Memutar Tulang'. Disebut begitu karena dalam upacara ini orang-orang Malagasi akan membongkar kuburan para leluhur.
Mereka menggali, dan membungkus tulang dengan kain dan tikar yang diikat tali. Saat itu anggota keluarga akan berteriak gembira menyambut bungkusan tulang sang leluhur.
Menurut kepercayaan suku Malagasi, Famadihana adalah hari perwujudan rasa cinta terhadap keluarga yang telah meninggal. Saat itu, seluruh anggota keluarga akan datang, tak peduli dimana sekarang mereka tinggal.
Bahkan, keluarga yang tinggal di luar negeri juga kembali untuk perayaan Famadihana. Semua anggota keluarga yang datang akan membawa banyak bawaan, seperti daging, sup, permen, minuman dan banyak lagi.
Hampir seluruh anggota keluarga bergembira dengan pengangkatan tulang ini. Betapa tidak, menurut kepercayaan suku Malagasi, orang mati tidak sepenuhnya meninggal. Mereka masih bisa berkomunikasi dengan sanak keluarga yang masih hidup. Melalui festival ini, mereka seolah berkomunikasi lagi dengan yang telah meninggal.
Meski ini adalah wujud rasa kasih sayang, Pembaca mediametafisika yang melihat pasti akan bergidik ngeri begitu pertama kali menyaksikan secara langsung Famadihana.
Bagaikan festival besar, dalam ritual Famadihana, sang punya hajat menyediakan aneka macam makanan dan minuman, tak ketinggalan hiburan musik. Seluruh tamu menari, bernyanyi dan berpesta dalam Famadihana. Mereka juga memotong hewan ternak yang dagingnya disebarkan ke seluruh tamu undangan.
Upacara Famadihana dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan. Tetua keluarga dan pejabat kota yang diundang mulai dari ke daerah pemakanan dan pidato baru lagu kebangsaan dimulai.
Seringkali sebuah band dilibatkan dalam acara ini. Beberapa alat musik juga ada seperti harmonika, biola, gitar, dan terompet.
Keramaian perayaan ini mirip seperti pasar. Orang-orang sibuk berjalan dan berdiri untuk mencicipi makanan dan minuman.
Tapi, khusus untuk sanak saudara, mereka akan mendekati bungkusan tulang, kemudian bernyanyi, tertawa dan perlahan membuka bungkusan. Dengan tenang mereka menyiram anggur ke atas tumpukan tulang dan menutupnya kembali. Setelah bungkusan tertutup, tulang belulang tersebut kembali dikuburkan ke dalam tanah, dan dibawa dengan diiringi tarian.
Tertarik datang? Anda bisa melihatnya antara bulan Juli dan September. Ritual unik ini biasa digelar pada bulan tersebut.
Asyiknya, acara ini bebas dikunjungi siapa saja termasuk turis mancanegara. Dengan senyum yang tersirat jelas, mereka menyambut setiap pelancong yang datang.
Sumber