Mediametafisika.com - Kita sebagai cucu Adam hanya defensive. Secara tidak kita sadari, sesungguhnya kita diserang habis-habisan oleh setan dari berbagai arah. Ibaratnya kita orang buta, dan setan orang melek. Dengan kata lain, kita tidak bisa melihat mereka, namun mereka bisa melihat kita. Ini akan menjadi pengecuali bagi orang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk melihat makhluk halus.
Seandainya terjadi perkelahian, kira-kira siapa yang menang? Tentu saja orang yang melek. Artinya, manusia banyak kalahnya jika melawan setan. Tetapi, Alhamdulillah dengan tuntunan Allah SWT, kita diberi bekal untuk mempertahankan diri, yaitu dengan iman kita. Hanya ini senjata yang kita miliki untuk bisa bertahan dari gempuran setan.
Jika iman kita tebal, maka setan butuh perjungan luar biasa untuk menggoda kita. Namun jangan lupa, sewaktu kita melakukan shalat, kita masih sering teringat akan hal-hal yang bersifat “duniawi”? Itu artinya apa? Kita masih berhasil digoda setan, sekalipun kita pada saat shalat muatannya adalah dzikrullah. Ya, saat kita shalat, kita sudah suci dari hadats besar dan najis, tetapi setan masih masih mampu menggoda kita. Artinya, setan yang menggoda tersebut pastilah setan yang bandel, atau setan yang mempunyai pangkat lumayan tinggi.
Tentu saja kebandelan setan tingkatannya berbeda-beda. Pendeknya, pangkat atau kesenioran setan itu bermacam-macam. Adakalanya dengan bacaan-bacaan dzikrullah seperti ; Subhanallah, Allah Akbar, Alhamdulillah, dll, syetan terbirit-birit lari menjauh dari kita.
Ada pula yang bila dianalogikan dengan manusia, bila mendengar kalimat-kalimat dzikrullah tersebut dia hanya semacam menutup telinga saja. Karena bandelnya.
Lalu, di mana rumah atau tempat tinggal setan itu?
Prinsipnya, dimana saja ada manusia, di situ ada syetan! Mengapa begitu? Nabi Ibrahim saja yang tingkat keimanan dan kedekatanya dengan Allah SWT lebih dekat daripada kita masih saja digoda setan. Apalagi kita?
Di bumi, darat, laut, dan udara. Ya, di semua tempat yang tersebut, bisa ditinggali setan.
Menurut buka “Dialog Dengan Jin Muslim” karya Muhammad Isa Daud, sarang dan rumah setan itu ada di rawa-rawa, laut, hutan, pohon besar, kuburan, bawah jembatan, comberan, kemaluan, hati, rumah tua, jembatan dan semua tempat-tempat kotor lainnya. Dan semua yang dituahkan atau dikeramatkan manusia, baik itu barang maupun tempat.
Dan pusat pemerintahan atau kerajaannya berada di bawah laut Segitiga Bermuda, di wilayah negara Puertorico. Kemudian, segitiga Formosa disebut-sebut juga kerajaan setan, diwilayah antara Taiwan, Jepang dan laut China Selatan.
Menurut buku tersebut, segala jenis memedi, hantu, atau apapun nama dan jensinya biang keladinya ya setan. Apa itu genderuwo, kuntilanak, tuyul, pocong, dan segala tetek bengek nama jenis memedi, setanlah yang menjelma rupa dengan aneka ragamnya.
Bukankah di Al-Qur’an atau kitab samawi lainnya menyebutkan bahwa, makhluk yang tidak kasat mata yang disebut-sebut hanya, iblis, setan, jin dan malaikat. Tidak ada yang nyebut genderuwo, kuntilanak, memedi, dan lain-lainnya?
Kalau orang mengatakan Nyi Roro Kidul, wilayahnya di laut Selatan pulau Jawa. Itu tidak salah juga. Setan memang berdiam di wilayah seperti itu. Kemudian orang mengeramatkan tempat itu. Semakin menjadi-jadi saja setan memelihara ketakutan orang akan tempat itu.
Ketakutan orang akan suatu tempat, hal ini akan dipelihara dan dilestarikan oleh setan. Agar orang takut dan tunduk pada setan. Kemudian akan berkembang cerita di masyarakat bahwa tempat ini angker, tempat itu gawat, wingit, dan lain sebagainya.
Ingin tahu contoh setan bisa tinggal di dalam tubuh orang? Gampang saja. Orang kesurupan adalah contohnya. Atau ingin contoh lebih jelas? Orang gila contohnya! Makanya orang yang lagi kemasukan atau kesurupan setan, biasanya cara yang kita tahu yaitu dilakukan ruqyah oleh orang-orang yang mampu dan mempunyai ilmunya.
Untuk Anda yang mempunyai tingkatan iman yang biasa-biasa saja, tidak usah menantang setan. Karena akan jadi bumerang dan bulan-bulanan saja. Bukan berarti terus kita tunduk terhadap syetan.
Kalau kita tunduk, kita akan jadi musyrik. Hormatilah sekedarnya sebagai sesama makhluk Allah juga memberi hak hidup padanya. Lebih baik yang kita lakukan mempertebal iman saja. Juga selalu berdzikir dimana saja berada.
Tidak usah menghina atau melecehkan tempat-tempat yang tidak menyenangkan hati Anda. Kecuali pada orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk menaklukkannya. Wallahu’alam bissahwab
sumber: majalah misteri