Clairvoyance berasal dari bahasa Prancis “Clair” yang artinya jelas dan “Voyance” yang artinya penglihatan. Dalam bahasa Indonesia sendiri dikenal dengan kata “waskita”. Semua kata di atas merujuk kepada kemampuan seseorang dalam mendapatkan informasi mengenai sebuah objek, manusia, lokasi atau kejadian-kejadian dengan tidak menggunakan kelima indera fisik manusia (mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit). Orang yang memiliki kemampuan tersebut diistilahkan sebagai Clairvoyant atau dalam bahasa Indonesia sebagai pewaskita. Umumnya orang yang memiliki kemampuan waskita adalah orang-orang yang mendalami spiritualisme tapi ada juga memiliki kemampuan tersebut sejak lahir. Kemampuan waskita ini erat hubungannya dengan terbukanya “mata ketiga” yaitu Chakra Ajna, yang posisinya terletak kurang lebih diantara alis.
Clairvoyance adalah kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu secara langsung tanpa melalui indera. Berbeda dengan telepati, clairvoyance menerima informasi secara langsung dari objek atau kejadian, baik dimasa lalu, saat ini atau masa depan tanpa mengetahui adanya pikiran orang tentang hal tersebut. Pendek kata, jika telepati harus mengetahui apa yang dipikirkan orang untuk tahu sesuatu, Clairvoyance tidak perlu tahu pikiran orang untuk tahu sesuatu.
Terdapat banyak bentuk clairvoyance yang dikenal masyarakat. Misalnya saja, ada orang yang selalu tahu siapa yang menelepon meskipun baru mendengar suara dering telepon. Bisa melihat apa isi rumah seseorang, padahal tidak pernah datang ke rumah orang tersebut. Bisa menemukan benda-benda yang hilang atau orang hilang. Bisa melihat benda-benda yang disembunyikan dibalik pakaian, dan sebagainya.
Clairvoyance merupakan fenomena psi yang sangat menarik perhatian masyarakat. Salah satu laporan yang paling umum disampaikan orang tentang fenomena tersebut adalah terhindarnya diri dari suatu kecelakaan karena membatalkan diri bepergian. Misalnya kasus yang dialami Nieta (bukan nama sebenarnya). Entah kenapa ada dorongan kuat untuk menunda keberangkatan naik pesawat ke tujuan tertentu, padahal tiket pesawat telah dipesan. Betul, ternyata penundaan itu berbuah manis, karena pesawatnya ternyata kemudian kecelakaan. Jika tidak ditunda, bisa dipastikan ia akan ikut menjadi korban.
Masyarakat umum menilai bahwa para dukun / paranormal memiliki kemampuan Clairvoyance. Buktinya, pada saat kehilangan sesuatu, misalnya motor atau mobil, mereka pergi ke dukun untuk mencari tahu siapa pencurinya, kapan tepatnya dicuri, dan ke arah mana pencurinya lari. Mereka dianggap bisa tahu kejadian dimasa lalu dan saat ini. Mereka juga dianggap tahu kondisi objeknya. Masyarakat yang datang ke paranormal bertanya tentang bagaimana kondisi motor atau mobilnya saat itu.