Mediametafisika - Masyarakat Jawa baik di Tengah atau Timur ternyata begitu kuat memegang adat dan tradisi, termasuk mitologi yang diwariskan secara turun-temurun. Terlebih para orang tua yang seolah sudah mendarahdaging dan menadrisi, rasanya seperti kurang afdhal dan sulit untuk dihilangkan begitu saja.
Bagi yang sudah lama dan kuat memegang tradisi ini, ada berbagai macam mitos yang di dalamnya juga terdapat hal-hal mistis yang bersifat unik. Pada pembahasan kali ini, kami akan mengemukakan beberapa mitos roh-roh alam yang dalam bahasa Jawa disebut ‘memedi’ yang ada dan terus berkembang dalam kepercayaan masyarakat Jawa. Beberapa mitologi warisan leluhur Jawa itu atara lain:
Anja-Anja
Anja-anja adalah memedi (hantu) darah yang berupa manusia, yang akan menghisap manusia yang sedang tidur sehingga menimbulkan sakit yang sangat dan menyebabkan bercak-bercak biru di kulit. Ketika ada orang yang meninggal dengan bercak-bercak biru ini, maka orang-orang Jawa akan mengatakan “dilat Anja-anja” atau dijilat Anja-Anja.
Antu Alas
Antu ini adalah memedi (hantu) hutan. Hantu ini hanya menampakan diri di malam hari kepada orang-orang yang sedang berdiam di hutan atau yang sedang melewati hutan. Antu Alas berwujud awan atau kabut tebal yang secara perlahan berubah menjadi bentuk orang atau bentuk lainnya yang mengerikan. Selain berwujud mengerikan, suara yang berat dan tawa yang mengerikan menjadi ciri khas memedi ini. Karena wujud dan suaranya yang menakutkan membuat orang yang melihatnya menjadi sakit.
Antu Darat
Antu darat biasanya tinggal di kaki pohon tua. Pada malam hari, dia meninggalkan tempatnya dalam pakaian seorang haji. Dengan cara ini, Antu Darat membuat orang-orang yang dijumpainya terkejut dan menjadi sakit keras atau pun menjadi linglung untuk waktu yang tidak ditentukan.
Antu Laut
Antu laut ditakuti oleh para pelaut karena selalu mendatangkan cuaca buruk atau musibah. Memedi ini menampakkan diri dalam bentuk bola api atau bintang yang menyala yang jatuh di ujung tiang kapal. Bila Antu Laut datang, konon dipercaya akan diiringi oleh cuaca buruk seperti badai, dan rintangan laut lain.
Antu Omah
Antu Omah dikenal sebagai memedi rumah yang mendiami api tungku pemanas di rumah. Memedi ini akan keluar berbentuk asap yang kemudian menyerupai sosok manusia. Orang yang melihat memedi ini akan ketakutan dan menderita perut kembung.
Banaspati
Merupakan sosok yang menakutkan dengan wujud raksasa. Tangan dan kaki mengarah ke udara dengan posisi kepala berada di bawah serta mulutnya yang bergoyang. Dengan lompatan yang dahsyat, Banaspati akan menerkam mangsanya yang kemudian dihisap darahnya. Orang yang bertemu dengan memedi ini konon akan sakit bahkan sampai dengan mati.
Bajag Angrik
Merupakan memedi kecil di hutan dalam wujud anak-anak yang berdatangan. Apabila melihat orang, memedi ini konon akan menakut-nakuti dengan sikap mengancam.
Bermana dan Bermani
Hantu ini merupakan memedi dari pasangan laki-laki dan perempuan yang telah meninggal dunia. Sifatnya menggoda pasangan yang telah menikah.
Blorong
Blorong dalam kepercayaan orang Jawa sering dipanggil ‘Nyai Blorong’. Sebagai Nyai, Blorong digambarkan sebagai perempuan yang cantik setengah ular dengan busana yang mewah dan menawan. Nyai Blorong mendiami istana-istana di daerah berawa yang dibangun dari tubuh korban-korbannya. Biasanya di tempat tersebut banyak ditemui kembang teratai untuk menyembunyikan tubuh-tubuh yang menjadi korbannya.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Nyai Blorong akan memberikan segala kekayaan yang idamkan oleh manusia dengan syarat harus menjadi pekerjanya setelah perjanjian habis. Perjanjiannya tersebut konon berlangsung selama 14 tahun dan setiap tahun sebagai penggantinya harus memberikan seorang anak kecil atau sanak keluarga. Setelah masa perjanjian habis, maka yang menerima harta akan merasakan kesengsaraan dan kesakitan yang sebenarnya.
Bontot
Bergentayangan di jalan-jalan sunyi, tidur melintang di jalan ketika ada orang lewat, dengan cara ini maka seorang pejalan kaki akan tersandung lalu kemudian terkejut hingga tak sadarkan diri.
Cinunuk
Cinunuk merupakan memedi berbentuk binatang besar dan jahat. Mereka berasal dari hutan. Mereka berkeliaran dan merusak pepohonan dan tanaman. Dengan cara ini maka mereka konon akan mempersulit orang-orang yang sedang mencari kayu atau tumbuhan di hutan. Bagi manusia, memedi ini menakutkan. Dengan memberikan sesajen, manusia mencoba berinteraksi agar tidak mendapat gangguan.
Dadung Dawus
Mereka adalah pelindung hewan jenis rusa. Cara yang dilakukan hantu ini adalah dengan menampakkan diri dalam bentuk rusa dan menggiring pemburu ke arah yang menjauh dari kelompok rusa yang sebenarnya.
Den Bisu
Den Bisu atau setan bisu menurut masyarakat Jawa merupakan penjelmaan dari penyakit kolera. Berjumpa dengan Den Bisu konon sangatlah berbahaya. Orang yang sampai berjumpa dengan Den Bisu akan menderita sakit perut yang parah.
Dhengen
Dhengen merupakan memedi penggoda dalam bentuk uap yang keluar dari tanah, lalu masuk ke dalam tubuh manusia dan meninggalkan jejak di dalam tubuh yang dirasuki berupa benih-benih penyakit yang menyebabkan bengkaknya anggota badan, perut dan lainnya. Misal orang yang terkena penyakit beri-beri dan busung air, konon dipercaya terkena hantu ini.
Dinkel
Dinkel adalah memedi pengganggu binatang ternak, terutama ayam. Ayam yang sakit dan dalam sekejap mati, diduga diganggu oleh memedi dinkel ini. Fenomena flu burung bisa juga dimaknai terkena hantu dinkel ini.
Drubiksa
Drubiksa adalah memedi rumah. Drubiksa merupakan memedi yang kadang baik, kadang jahat. Baik karena melindungi penghuni dari bahaya, sedangkan jahat karena sering usil dengan menaburkan pasir ke makanan, membuang/menjatuhkan alat-alat dapur.
Gebluk
Gebluk disebut juga sebagai Sambang Gebluk, yang merupakan memedi bagi binatang berkaki empat seperti kerbau dan sapi. Gebluk akan menampakkan diri sebagai uap putih yang transparan dari tempat-tempat lembab. Gebluk diyakini sebagai pembawa penyakit bagi binatang ternak bertanduk ini.
Genderuwo
Genderuwo merupakan memedi hutan atau kebun yang dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk, baik siang maupun malam hari.
Pada siang hari, sering terlihat dalam bentuk seekor macan atau ular yang besar atau seekor buaya, burung pemangsa atau binatang pemangsa lainnya yang ditakuti oleh manusia. Pada malam hari, Genderuwo berubah bentuk menjadi seorang pemuda tampan dan mengganggu perempuan yang sedang berjalan sendirian di malam hari